JUARANEWS.CO BOLMONG — Sejumlah siswa SMK 1 Bolaang di Kecamatan Bolaang, Kabupaten, Bolaang Mongondow (Bolmong) mengaku mendapat ancaman dari guru mereka karena belum membayar uang perpisahan.
Informasi ini di dapat dari seorang murid SMK 1 Bolaang, yang telah menunjukan pesan WhatsApp kepada Awak media yang diduga pesan tersebut berasal dari Guru sekolah. dalam pesan tersebut, seorang guru mengancam akan menghalangi proses pengambilan ijazah, transkrip dan raport, bagi siswa yang belum menyelesaikan kewajiban pembayaran uang perpisahan.
Salah satu siswa yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatirannya.
“Kami disuruh bayar Rp200 ribu untuk acara perpisahan. Tapi kalau tidak bayar, katanya ijazah bisa ditahan. Kami bingung karena tidak semua orang tua mampu,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, sejumlah orang tua siswa juga menyuarakan kekecewaan mereka. Mereka menyayangkan sikap pihak sekolah yang dinilai tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi keluarga siswa, terlebih di tengah situasi yang masih sulit seperti ini.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara diminta segera turun tangan untuk menyelidiki dugaan pelanggaran tersebut. Beberapa aktivis pendidikan juga mendesak agar praktik semacam ini dihentikan karena dianggap menciderai prinsip pendidikan yang seharusnya inklusif dan bebas dari tekanan ekonomi.
Setelah dikonfirmasi oleh media JuaraNews.Co melalui pesan WhatsApp pada Sabtu (17/05), Kepala Sekolah SMK 1 Bolaang menyatakan bahwa pengumpulan uang perpisahan bagi siswa yang telah lulus merupakan murni hasil kesepakatan siswa kelas 12. Ia juga menegaskan bahwa tidak benar adanya informasi yang menyebutkan siswa tidak bisa mengambil ijazah jika tidak membayar uang perpisahan.